KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,
karena hanya atas limpahan rahmat dan hidayah dari NYA kita dapat menjalankan
aktivitas keseharian kita seperti biasa.
Sholawat dan Salam semoga tetap
tercurahkan kepada Junjungan kita, Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasallam,
yang telah membawa kita dari alam kegelapan atau alam jahiliyyah menuju alam
yang terang benderang dan penuh ilmu seperti sekarang ini.
Alhamdulillah
dengan segala rahmat-Nya tugas ini pun bisa diselesaikan. Kami sadar bahwa
dalam penyusunan ini tugas tentu masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena
itu, bimbingan dari dosen pembimbing sangat kami harapkan, agar bisa lebih baik
di kemudian hari.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sosial dan bermasyarakat, komunikasi termasuk aspek terpenting dan
paling utama. Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai proses
penyampaian pesan dari seorang individu
kepada individu lainnya, atau dalam bentuk kolektif, dengan tujuan pemenuhan
kebutuhan kehidupan.
Komunikasi
terbagi menjadi beberapa macam, ada komunikasi secara lisan, komunikasi dalam
bentuk tulisan, ataupun bentuk
komunikasi yang menggunakan bahasa isyarat atau gerak tubuh.
Bahasa
lisan yang digunakan oleh masyarakat sangatlah bervariasi. Bahasa daerah, bahasa
pergaulan, bahasa nasional hingga bahasa internasional sama-sama tidak kalah
pentingnya dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
saja faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa?
2.
Apa
peran ibu dalam perkembangan bahasa anaknya?
3.
Bagaimana
memaksimalkan perkembangan bahasa suatu individu?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan bahasa
Perkembangan
bahasa pada tiap individu berbeda, begitu juga pada cakupan yang lebih besar, bukan hanya individu, melainkan juga pada suatu komunitas atau masyarakat tertentu. Perbedaan
tersebut tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berada pada
lingkungan individu atau kelompok
tersebut. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada suatu individu
terbagi menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Pada faktor internal, peran kognisi atau otak sangatlah penting.
Kemampuan seseorang untuk berbicara dan berbahasa tersusun dalam rangkaian
syaraf-syaraf yang ada di otak. Sedangkan pada faktor eksternal, peran lingkungan adalah faktor utama
Peran
lingkungan dimulai dari lingkaran
keluarga. Ketika seorang individu lahir maka peran orangtua, saudara atau siapa
saja yang berada disekelilngnya adalah
awal ia belajar berbahasa dan
berkata-kata. Dimulai dari mengucapkan kata-kata yang sederhana, seperti
memanggil ibunya dengan kata ‘bu’, atau bapak dengan kata ‘pa’.Perkembangan
kebahasaan bergantung juga pada faktor
kognisi atau otaknya. Selanjutnya peran lingkungan yang lebih luas dari
keluarga, yaitu lingkungan masyarakat. Individu mulai bergaul dengan
orang-orang selain keluarga intinya, ia mulai mengenal teman dan kerabat.
Lingkungan sekolah juga berperan dalam perkembangan bahasa individu..
Selain beberapa
faktor yang tela h disebutkan sebelumnya, ada juga beberapa faktor lainnya.
Menurut Yusuf (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
adalah:
a.
Status Ekonomi
Beberapa
studi tentang hubungan antara perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi
keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin biasanya
mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasanya bila dibandingkan dengan
anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini mungkin terjadi
karena perbedaan kecerdasan dan kesempatan belajar. Pada keluarga kelas rendah,
kegiatan keluarga cenderung kurang
terorganisasi dan agak rendah bila dibandingkan dengan golongan
keluarga menengah ke atas. Pembicaraan antar keluarga juga jarang-jarang
karena kegiatannya berfokus pada pencarian pendapatan, sehingga
perkembangan bahasa anak kurang
diperhatikan (Hetzer dan Reindorf dalam Hurlock 1996). Peterson serta Rollins
(Friedman, 1988) menyatakan bahwa bahasa dan kemampuan linguistic sangat
berkembang di kalangan anak yang berasal dari keluarga kelas menengah ke atas
dalam faktor ekonomi. Orang tua dari keluarga kelas rendah lebih mengandalkan
penggunaan perintah atau komando,
sedangkan orang tua yang berasal dari
keluaraga kelas ekonomi menengah ke atas cenderung menjelaskan adanya suatu
aturan. Lebih lanjut lagi, mereka
menjelaskan yang dimaksud dengan kelas sosial keluarga sebelumnya. Kelas
sosial rendah adalah kriteria yang hanya mampu
mencukupi kebutuhan primer (sandang, pangan dan papan) saja. Kelas
sosial ekonomi menengah adalah kriteria keluarga yang mampu mencukupi kebutuhan
primer dan sekunder (seperti rekreasi, menonton atau dengan membeli alat-alat
elektronik atau hiburan). Kelas sosial ekonomi atas adalah keluarga yang digambarkan
mampu mencukupi kebutuhan primer, sekunder sekaligus kebutuhan tersier.
b.
Hubungan Keluarga
Hubungan
ini dimaknai sebagai proses pengalaman
berinteraksi dan komunikasi
dengan lingkungan keluarga. Hubungan yang sehat (penuh dengan perhatian
dan kasih sayang) dengan anggota keluarga akan memudahkan perkembangan bahasa
pada seorang anak sedangkan hubungan yang tidak sehat mengakibatkan sang anak atau individu
tersebut akan mengalami kesulitan atau keterlambatan dalam perkembanagn
bahasanya. Hubungan yang tidak sehat
tersebut bisa berupa sikap kasar dari orang tua, kurangnya kasih sayang
atau kurangnya perhatian. Tidak adanya contoh berbahasa yang baik dan latihan
dari orang tua akan menyebabkan kurang optimalnya perkembangan bahasa pada
sang anak, seperti tidak jelas dalam mengungkapkan kata-kata, gagap berbicara,
takut mengungkapkan pendapat, atau bahkan berkata-kata yang tidak sopan.
Meskipun pada masa-masa selanjutnya si
anak akan bergaul dengan masyarakat luas yang juga mempengaruhi perkembangan
bahasanya, namun hubungan keluarga
adalah faktor utama. Kasih sayang, perilaku akrab dan besarnya keluarga sangat
berpengaruh.
c.
Faktor kesehatan
Kesehatan juga sangat penting dalam perkembangan
kebahasaan seorang anak atau individu.
Apabila si anak sakit-sakitan atau memiliki gangguan di otaknya, maka seperti
yang sudah disebutkan di atas, bahwa bisa jadi anak atau individu tersebut akan mengalami kelambatan
atau kesulitan dalam perkembangan
bahasa.
d.
Intelegensi
Anak
yang memiliki tingkat intelegensi normal atau lebih biasanya perkembanagn
bahasanya bisa dikatakan cepat, sebaliknya anak yang intelegensinya rendah agak
lamban dan sulit berbahasa. Namun tidak semua anak yang mengalami kelambatan
perkembangan bahasa bisa dikatakan berintelegensi rendah atau bodoh.
B.
Peran ibu dalam perkembangan bahasa
Berbicara tentang perkembangan bahasa, maka peran ibulah yang
paling utama. Dari sejak sang anak berada dalam kandungan hingga dia
dilahirkan. Di dalam keluarga pun begitu, karena sang anak tentu memiliki
ikatan batin yang kuat dengan ibunya. Oleh karena itu dari ibu lah sang anak
belajar bahasa untuk pertama kalinya. Jika sang ibu mengajari anaknya dan
melatihnya berkata dan berbahasa yang baik, maka itu akan menjadi dasar bagi
anak tersebut bagaimana dia berbahasa kedepannya. Apabila sang ibu tidak
mengajar dan melatihnya dengan baik, sang anak bisa saja menjadi anak yang
kurang dalam perkembangan bahasanya, seperti gagap, latah, bicara tidak sopan
atau yang semisalnya.
C.
Memaksimalkan perkembangan bahasa
Untuk
memaksimalkan perkembangan bahasa pada suatu individu, maka pihak-pihak yang
berkaitan dengan hal tersebut seharusnya mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan bahasa individu tersebut. Keluarga sebagai pola inti
dalam perkembangan bahasa berusaha untuk menjadi lingkungan yang bagus, kasih
sayang dan perhatian sebagi kebutuhan utama di dalamnya. Kemudian lingkungan
pergaulan yang baik juga sangat mempengaruhi perkembangan bahasa seorang
individu.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan
bahasa pada seorang individu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor
keluarga, lingkungan pergaulan, sekolah, kesehatan dan intelegensi mempengaruhi
perkembangan bahasa seseorang. Kasih sayang dan perhatian dalam keluarga
merupakan aspek yang sangat penting dala keluarga.
B.
Saran
Dalam
penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan masukan dari pembaca,
terutama dosen yang memegang mata kuliah ini, sangat kami harapkan demi
kesempurnann pembuatan makalah selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar