Alhamdulillah ujian udah kelar, tinggal tunggu nilainya aja nih. Liburan ini enaknya ngapain ya!? bener-bener gak ada ide mau ngapain and mau kemana 0.0
Minggu, 20 Januari 2013
Senin, 14 Januari 2013
Tugas ke lima (Review Artikel: final test)
Tugas
Bahasa Indonesia: Review Artikel
Judul
Artikel: Konsep Pendidikan Ibnu Taymiyah
(Tujuan
Pendidikan dan Metode Pembelajaran)
Penulis:
Pak Hasan Basri
I.
Kesalahan
Penulisan
Hal
|
Tertulis
|
Seharusnya
|
Jenis
Kesalahan
|
32
|
Bisa mundur
setalah
|
Bisa mundur
setelah
|
Penulisan
kata
|
34
|
Ilmunya
mebuat
|
Ilmunya
membuat
|
Penulisan
kata
|
34
|
Dengan
pendirinnya
|
Dengan
pendiriannya
|
Penulisan
kata
|
34
|
Dalam tahanan
inilah ia menulis tafsir Alquran, dan beberapa risalah…
|
Dalam tahanan
inilah ia menulis tafsir Alquran dan beberapa risalah…
|
Tanda baca
(peletakan koma)
|
35
|
Kesesuian
pemikiran
|
Kesesuaian
pemikiran
|
Penulisan
kata
|
36
|
Penyeranganya
terhadap cara
|
Penyerangannya
terhadap
|
Penulisan
kata
|
37
|
Gagasan-gagasan
ia
|
Gagasan-gagasannya
|
EYD
|
37
|
Sebagai
penyanggah
|
Sebagai
penyangga
|
Penulisan
kata
|
38
|
Dakwah
islamiayah
|
Dakwah
islamiyah
|
Penulisan
kata
|
38
|
Dari sinilah
Ibnu taymiyah membangun konsepnya pendidikannya…
|
Dari sinilah
Ibnu Taymiyah membangun konsep pendidikannya…
|
Penulisan
kalimat
|
39
|
Dan Merupkan
|
Dan merupakan
|
Penulisan
kata
|
39
|
Terpuji dan
tecela
|
Terpuji dan
tercela
|
Penulisan
kata
|
40
|
Menuntut rida
Allah
|
Menuntut
ridha Allah
|
Penulisan
kata
|
40
|
Tampaknya
pemikiran Ibnu Taymiyah dalam masalah metode pembelajaran lebih banyak
penekanan pada aspek menuntut ilmu.
|
Tampaknya
pemikiran Ibnu Taymiyah dalam masalah metode pembelajaran lebih banyak
menekankan pada aspek menuntut ilmu.
|
Penulisan
kalimat
|
41
|
Keihlasan
niat
|
Keikhlasan
niat
|
Penulisan
kata
|
42
|
Hendakya juga
|
Hendaknya
juga
|
Penulisan
kata
|
II.
Sistematika
Penulisan
I.
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Di dunia Islam dewasa ini ada dua sistem
pendidikan yang telah dikenal. Pertama, sistem pendidikan tradisional yang
tampak membatasi diri pada pengetahuan klasik. Kedua, sistem pendidikan yang
dibawa dari barat, yang disokong sepenuhnya oleh hampir semua pemerintahan di
negara muslim. Pada akhirnya sistem pendidikan ini kelak akan melahirkan sistem pendidikan universitas
modern yang tidak mengindahkan agama dalam pendekatannya terhadap ilmu
pengetahuan.
B.
Rumusan Masalah
Di masa kemunduran Islam secara
global pada abad 13 M, sebenarnya masih ada di kalangan ulama yang memiliki
gagasan yang jernih untuk memajukan Islam, namun gemuruh kemunduran Islam
seakan menutupi suara mereka. Salah seorang tokoh yang penting pada zaman itu
adalah Ibnu Taymiyah. Apakah gagasan yang diutarakan oleh Ibnu Taymiyah untuk
memajukan bidang pendidikan?
C.
Tujuan
Tujuan penulisan adalah untuk
membahas konsep-konsep Ibnu Taymiyah dalam bidang pendidikan, khususnya
mengenai tujuan pendidikan dan metode pembelajaran.
D.
Manfaat
Untuk mengetahui konsep-konsep
mengenai tujuan dan metode pembelajaran dalam bidang pendidikan oleh Ibnu
Taymiyah, sehingga bisa diterapkan dalam dunia pendidikan dewasa ini.
II.
Pembahasan
A.
Riwayat Singkat Ibnu Taymiyah
Nama asli
beliau adalah Taqiy al-Din Abu al-Abbas Ahmad bin ‘Abd al-Salam bin Taymiyah.
Ayah beliau bernama Syihabuddin Abdul Halim bin Abdul Salam (627-682 H).
Ayahnya adalah seorang ahli hadits dan ulama terkenal di Damaskus. Pendidikan
Ibnu Taymiyah dimulai dengan belajar Alquran dan hadits pada ayahnya, kemudian
memasuki Madrasah Dar al-Hadits al-Sukkariah di Damaskus dan mempelajari
berbagai ilmu keIslaman. Ia juga mempelajari ilmu hitung, ilmu kalam dan
filsafat. Ibnu Taymiyah berguru kepada banyak ulama, di antaranya adalah
Syamsuddin Abdurrohman bin Muhammad bin Ahmad al-Maqdisiy (seorang faqih dan
hakim agung di Suria), Muhammad bin Abdul Qowi bin Badran al-Maqdisiy
al-Mardawiy (seorang ahli hadits, fiqh, tata bahasa dan mufti), Muhammad bin
Isma’il bin Abi Sa’ad al-Syaibaniy dan ratusan ulama lainnya.
Ibnu
Taymiyah dikenal sebagai ahli hadits, ahli fiqh, ahli kalam, mufassir, filosf
dan sufi. keluasan ilmunya inilah yang membuat orang-orang menjuluki beliau
dengan gelar Syaikhul Islam.
Selama hidupnya, Ibnu Taymiyah
menghadapi banyak tantangan, sebagaimana lazimnya para ulama yang konsisten
dengan pendiriannya. Beliau pernah dituduh sebagai seorang anthrophomorphisme
dan dihukum dalam pengasingan di lembah yang dibentengi gunung selama satu
tahun setengah. Pada tahun 707 H
beliau diperiksa sehubungan dengan tulisannya yang melawan ittihadiyyah, namun
beliau tidak terbukti bersalah. Ibnu Taymiyah kembali dipenjara, kemudian
dibebaskan, tak berapa lama beliau kembali dipenjara, kemudian dibebaskan
kembali.
Ketika berada dalam pengasingan di
benteng Damaskus pada tahun 762 H, beliau menulis tafsir Alquran dan beberapa
risalah untuk menyerang para
penentangnya. Setelah karya-karya beliau diketahui, maka beliau tidak diberikan
lagi kertas dan alat tulis. Di sinilah beliau merasakan pukulan terberat dari
yang pernah beliau alami. Ibnu Taymiyah pun jatuh sakit yang menyebabkannya
meninggal dunia. Beliau meninggal pada hari minggu malam senin 20 Zulqa’dah 728
H, bertepatan dengan tanggal 26/27 september 1328 M.
Meskipun Ibnu Taymiyah telah tiada,
namun karya-karya beliau sangat banyak. Buku karangan beliau berjumlah tidak
kurang dari 500 buah. Buku-buku tulisan beliau hampir semuanya berisi kritikan
terhadap paham keagamaan yang ekstrim yang berkembang di dunia Islam. Meskipun
Ibnu Taymiyah sangat bebas dalam pemikirannya, namun kelihatannya masih berada
dalam doktrin politik kuno yang lebih mengutamakan stabilitas daripada
kemajuan.
B.
Konsep Pendidikan Ibnu Taymiyah
Di zaman Ibnu Taymiyah hidup, Islam
secara umum tengah mengalami masa kemunduran baik dari sisi politik maupun
peradaban.Dimana-mana umat Islam mengalami trauma , sehingga muncul kemalasan
untuk berkreasi. Umat Islam hanya ingin mengikuti yang ada. Di saat seperti
itulah Ibnu Taymiyah hadir dengan gagasannya yang tajam, sehingga terkadang
dianggap bertentangan dengan agama. Gagasan-gagasannya yang akan disebutkan
menyangkut tujuan pendidikan dan metode pembelajaran.
1.
Tujuan Pendidikan
Ibnu Taymiyah berpendapat bahwa ilmu
yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat membawa manusia kepada perbaikan
hubungan kepada Allah secara vertikal dan hubungan dengan sesama manusia secara
horizontal. Dari sinilah konsep pendidikan dibangun dengan sangat konsisten
untuk menuju tercapainya tujuan pendidikan. Menurut beliau, tujuan pendidikan
dapat dibedakan menjadi tujuan individu, tujuan sosial dan tujuan dakwah Islamiyah.
Tujuan individu yakni diarahkan pada
terbentuknya pribadi muslim yang baik, yaitu seseorang yang berpikir, merasa
dan bekerja pada berbagai lapangan kehidupan sesuai dengan apa yang
diperintahkan Alquran dan Sunnah.
Tujuan sosial
diarahkan pada terciptanya masyarakat yang baik, yang sejalan dengan ketentuan
Alquran dan Sunnah. Masyarakat yang baik adalah masyarakat yang menjadikan Alquran dan Sunnah Sebagai pedoman dalam
setiap aspek tatanan kehidupan mereka.
Kedua tujuan di atas (individu dan
sosial) dimaksudkan untuk mencapai tujuan dakwah Islamiyah, agar seluruh umat Islam
mampu memikul tanggung jawab dakwah Islamiyah ke seluruh dunia.
2.
Metode Pembelajaran
Dalam konsep Ibnu Taymiyah, metode
pembelajaran dapat digolongkan menjadi metode ilmiah dan metode iradiah.Metode
ini didasari atas asumsi bahwa al-qalbu mempunyai dua daya, yakni
berpikir (ilmiah) dan kecenderungan untuk mengamalkan apa yang dipikirkan
(iradiah).
a.
Metode
Ilmiah
Metode ilmiah menggunakan kemampuan
penalaran dan pemikiran sebagai alat utamanya. Metode ini didasarkan pada 3
hal, yaitu:
1.
Benarnya
alat untuk mencapai ilmu
2.
Penguasaan
secara menyeluruh terhadap seluruh proses belajar
3.
Menjelaskan
antara ilmu dan pengetahuan.
b.
Metode
Iradiah
Metode ini merupakan metode yang
mengantarkan seseorang kepada pengamalan ilmu yang diajarkannya. Tujuan dari
metode ini adalah agar mendidik kemauan para peserta didik untuk melakukan
suatu perbuatan yang hanya diperintahkan Allah. Untuk terlaksananya metode ini
diperlukan 3 syarat:
1.
Mengetahui
maksud dari iradah, yakni mengetahui daya kecintaan dan berusaha memiliki
seuatu yang menggerakkan manusia dan
mengarahkannya ke tujuan tertentu.
2.
Mengetahui
tujuan yang dikehendaki iradah, yaitu tujuan mulia sesuai kedudukan manusia.
3.
Mengetahui
tindakan yang sesuai untuk iradah tersebut.
Tampaknya pemikiran Ibnu Taymiyah dalam masalah metode pembelajaran
lebih terfokus pada aspek menuntut ilmu.
Hal ini mungkin dapat dipahami karena pada masa tersebut usaha pendidikan Islam
lebih banyak diwarnai keaktifan pelajar dalm menuntut ilmu.
III.
Penutup
Setelah
mencermati tujuan pendidikan dan metode pembelajaran dari Ibnu Taymiyah,
kiranya dapat dikatakan bahwa inti dari konsep pendidikannya adalah berupaya
mengembalikan umat Islam agar mengamalkan Islam dengan cara menggali dari
sumber pokoknya, yakni Alquran dan Sunnah. Adapun metode pendidikan hendaknya
dilandasi oleh kesucian niat sebagaimana kesucian ilmu itu sendiri.
-End-
Langganan:
Postingan (Atom)